Menpora Minta Pramuka Tak Dibawa ke Ranah Politik

 


Boediono (kanan) dan Andi Mallarangeng. ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO Interaktif, Semarang - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng meminta agar Gerakan Pramuka tidak dibawa ke ranah politik, atau untuk tarik menarik kepentingan politik tertentu. "Gerakan Pramuka adalah gerakan non politis, sehingga harus bebas dari kepentingan politik," kata Andi dalam sambutan acara Sosialisasi Nasional Undang-undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, di Universitas Negeri Semarang, Sabtu, 26 Maret 2011.

Karena itu, Andi mengajak kelompok-kelompok partai politik tertentu yang sudah memiliki gerakan kepanduan untuk bersatu dalam Gerakan Pramuka. "Pandu-pandu di kepartaian kami tunggu untuk kembali," kata Andi. Fungsionaris Partai Demokrat ini juga berharap agar Gerakan Pramuka melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat.

Sebelumnya, di tempat dan acara yang sama, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo juga meminta agar Gerakan Pramuka tidak dipolitisasi. "Kalau sudah dipolitisasi maka ini sangat berbahaya. Camkan itu," kata Bibit Waluyo yang disambut tepuk tangan hadirin. Bibit sampai mengulangi pernyataannya itu dua kalit.

Bibit meminta agar Gerakan Pramuka harus tetap menjaga keutuhannya dan jangan terpecah belah. Di dada masing-masing anggota Pramuka, kata dia, harus ada merah putih. Gerakan  kepemudaan ini juga harus bisa menjawab berbagai persoalan bangsa, terutama yang ada di kalangan generasi muda seperti tawuran atau peredaran obat-obat terlarang.

Di akhir sambutannya, sang gubernur pun berharap, para calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa datang bisa lahir dari Gerakan Pramuka.

Acungan Jempol Boediono untuk Pramuka

Wapres Boediono (tengah). ANTARA/Ampelsa

TEMPO Interaktif, Pidie - Mendung menggayut dan angin dingin berhembus saat rombongan Wakil Presiden Boediono tiba di Bumi Perkemahan Seulawah, Kabupaten Pidie, Senin 6 Desember 2010. Di lokasi yang terletak sekitar 80 kilometer di timur Banda Aceh itu, mereka duduk di bangunan beratap di pinggir lapang, siap menghadiri penutupan Perkemahan Wirakarya Nasional VII.

Lebih dari tiga ribu pramuka berbaris rapi di tengah lapangan yang becek sisa hujan semalam, dengan petak-petak rumput yang belum menyatu. Kompleks perkemahan seluas 120 hektar itu memang baru dibangun tahun ini demi perhelatan nasional lima tahunan yang dimulai tanggal 29 November 2010 lalu.

Pidie adalah tempat pertama yang didatangi Boediono dalam kunjungannya ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam kali ini. Boediono datang ke tempat ini untuk menutup Perkemahan Wirakarya Nasional VII yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya. Acara tersebut diikuti hampir sepuluh ribu Pramuka Penegak dan Pandega dari 30 provinsi.

Saat Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar membacakan sambutannya, gerimis turun disusul hujan deras. "Saya singkat saja karena hujan, kasihan adik-adik kita," ujarnya menutup laporan. Wakil Gubernur Naggroe Aceh Darussalam, Muhammad Nazar butuh waktu lebih lama, sekitar lima menit untuk berpidato. "Aceh adalah daratan yang aman, ramah, damai, dan kosmopolit," ucapnya. Saat ia mengatakan salam penutup, separuh pramuka yang berbaris di belakang telah mundur berteduh. Separuh sisanya memilih bertahan.

Tak hanya para Pramuka yang kehujanan, tempias hujan juga memasuki tempat para pejabat, membuat personil Pasukan Pengamanan Presiden sibuk memundurkan kursi-kursi. Mikrofon nirkabel pemimpin upacara pun mati karena hujan.

Saat tiba giliran berbicara di hadapan pramuka yang telah 12 menit dihajar hujan, Boediono pun memuji mereka. "Saya mengacungkan jempol. Apakah dengan hujan ini semangat adik-adik runtuh?" tanyanya dengan nada a la orator, hal yang jarang dilakukan pria kalem itu. "Tidaaaaak," jawab para pramuka yang telah basah kuyup di hadapannya.

Ia hanya menyampaikan dua pesan bagi peserta kemah. Pertama, saat pulang ke daerah asal, bawa serta pengalaman yang baik dalam Wirakarya. "Camkan apa makna untuk membantu berinteraksi dgn masyarakat, camkan bahwa adik-adik adalah putra Indonesia, satu bangsa," tuturnya. Boediono juga meminta partisipan menjadi motor revitalisasi gerakan pramuka di daerahnya masing-masing.

Setelah 22 menit diterpa hujan, upacara akhirnya berakhir dan peserta dibubarkan. Rupanya semangat mereka tak padam oleh guyuran air. Sebagian berlarian ke belakang panggung, berharap bisa bersalaman dan berfoto dengan Azrul.

Tidak apa-apa kehujanan? "Ya capek, dingin," kata Cut Putri, pramuka dari Simeuleue, sembari tersenyum dan menunjukkan semangatnya, merangsek ke tengah kerumunan.

Senam Pramuka

Bukan cuma tali menali, bertepuk-tepuk tangan sambil menyanyi atau menjelajah. Pramuka juga memiliki senam Pramuka sebagai bagian pelatihan olah kesegaran jasmani seorang pramuka.

Senam Pramuka yang memiliki banyak gerakan variasi khas pramuka sangat penting bagi pramuka. Selain kegunaan olah fisik, senam pramuka bisa juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kekompakan dan kreatifitas seorang pramuka.

Dalam senam pramuka yang dilakukan bersama-sama, tentu akan kelihatan tidak enak dipandang mata jika gerakan yang dilakukan tidaklah kompak dan seirama. Lain halnya jika gerakan demi gerakan dilakukan dengan serempak, apalagi jika ditambahi dengan kreatifitas yang menarik.

Banyak kreatifitas menarik yang bisa disertakan dalam kegiatan senam pramuka, semisal teriakan yel, penambahan aksesoris, penggunaan tongkat dan lain sebagainya.

Seyogyanya, senam pramuka dilakukan oleh satuan pramuka secara rutin. Bukan sekedar untuk dikuasai, namun juga harus di implementasikan secara kontinyu pada kehidupan harian di pangkalan. Misalnya 1 Minggu sekali, sehingga akan menambah semarak kegiatan di Pangkalan. Jadi, mari kita senam Pramuka lagi yuk...


Boediono Minta Gugus Depan Pramuka Diaktifkan Kembali  


Boediono (tengah) bersama Andi Mallarangeng (kiri) dan Azrul Azwar. ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO Interaktif, Semarang - Wakil Presiden Boediono meminta gugus depan sebagai ujung tombak gerakan Pramuka di Indonesia untuk diaktifkan kembali, terutama gugus depan yang berbasis sekolah.

"Mari kita revitalisasi gerakan Pramuka. Kantor saya akan membantu penuh," kata Boediono dalam sambutan acara Sosialisasi Nasional Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka di Universitas Negeri Semarang, Sabtu (26/3).

Boediono mencatat ada beberapa cara untuk bisa mengaktifkan kembali gugus depan gerakan Pramuka. Di antaranya harus digalakkan lagi atau ditempatkan para pembimbing atau guru di gugus depan, harus disiapkan peralatan-peralatan yang bisa dipenuhi secara bertahap, serta penyiapan kurikulum atau bahan-bahan materi untuk pendidikan kepramukaan.

"Kurikulumnya harus di-update dengan cara menampilkan materi yang menarik tanpa meninggalkan substansi yang ada," kata Boediono.

Boediono mengaku juga sudah berkomunikasi dengan jajaran kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia untuk ikut membantu menggairahkan gerakan Pramuka. "Polri dan TNI siap jadi pendukung. Sangat welcome," kata Boediono.

Di tempat yang sama, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengakui bahwa tak semua gugus depan gerakan Pramuka bisa eksis. "Dari 275 ribu gugus depan, sebagian hanya namanya saja. Paling hanya pakai seragam Pramuka pada hari Sabtu saja," kata Andi.

Gerakan Pramuka perlu direvitalisasi, kata Andi, karena ada sebagian anak muda yang menganggap bahwa Pramuka telah kuno. Padahal, zaman saat ini sudah berubah. Daripada melakukan kegiatan-kegiatan yang banyak negatifnya, seperti narkoba atau geng motor, maka lebih baik gerakan Pramuka direvitalisasi agar pemuda tertarik.

Tak hanya soal materi kepramukaan, Andi juga menyinggung agar pakaian Pramuka dibuat bisa lebih seksi. "Apalagi, target anggota Pramuka adalah para remaja," kata Andi.

Andi yakin jika ada revitalisasi Gerakan Pramuka maka gerakan ini akan semakin tetap eksis dan membesar. Apalagi, kata dia, dalam Undang-Undang Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa satuan-satuan komunitas diperbolehkan membuat gerakan Pramuka.


Gagalnya pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Pramuka Sumatera Utara disoroti DPRD Sumut. Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) Hardi Mulyono, menyatakan prihatin dengan deadlocknya acara Musda tersebut. Itu membuktikan para kader pramuka tidak mau disusupi pejabat dan partai politik.

Hardi Mulyono, menanggapi deadlocknya Musda Pramuka Sumut yang berlangsung 15-16 Maret lalu.

Disebutkan Hardi Mulyono tadi malam, para kader pramuka masih tetap mempertahankan independensi Pramuka. Mereka tidak mau disusupi para pejabat dan partai politik yang ingin menguasai organisasi generasi muda tersebut.

FPG, kata Hardi, merasa prihatin dengan peristiwa ini. Katanya, dalam sejarahnya baru kali ini Musda Pramuka bisa deadlock. Itu terjadi karena kentalnya interfensi dari oknum pejabat dan Parpol menyusupi arena Musda. ‘’Itu yang tidak diterima oleh peserta Musda,’’ katanya.

Seperti diketahui, ada sejumlah nama yang ikut dalam bursa pencalonan Ketua Kwarda Pramuka Sumut. Diantaranya Wagubsu Gatot Pujonugroho, Rajiman Tarigan, Bahdin Nur Tanjung, dan M Safi’i.

Berkaitan dengan itu, Hardi mengigatkan Wagubsu Gatot Pujo Nugroho, agar tidak mencalonkan diri jadi Ketua Kwarda Pramuka Sumut. Alasan utamanya, sangat tidak etis. Wagubsu secara otomatis telah duduk sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Kwarda Pramuka.

Dengan peristiwa ini, Hardi Mulyono, berharap Wagubsu tidak terlalu ngotot mencalonkan diri menjadi Ketua Kwarda Pramuka Sumut, karena sebentar lagi akan menjadi Gubsu yang tentunya manyita waktu dan tugas berat. ‘’Kita berharap Wagubsu tetap konsentrasi menjalankan roda pemerintahan di Pemprovsu. Jangan dulu memikirkan yang macam-macam,’’ tegasnya (waspada.co.id)

MedanBisnis – Binjai. Wakil Walikota Binjai Timbas Tarigan Amd selaku Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Binjai mengatakan, kegiatan kepramukaan sangat positif bagi para generasi muda dan pelajar. Sehingga kegiatan kepramukaan tersebut perlu terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh masing-masing sekolah.
"Untuk itu diminta kepada setiap sekoah untuk membina para siswa dalam kegiatan kepramukaan," kata Timbas Tarigan saat membuka acara Lomba Keterampilan Kepramukaan dan Kwartir Ranting Gerakan Kepramukaan Kecamatan Binjai Kota, Kamis (6/1).

Menurut Timbas Tarigan, pembinaan kepramukaan akan secara langsung mendidik siswa atau pelajar kepada disiplin ilmu dan kebersamaan dalam menyelesaikan permasalahan. "Sekarang ini amat perlu ditumbuh-kembangkan semangat kebersamaan yang mulai luntur d itengah-tengah masyarakat kita," ujar politisi PKS ini.

Kepada para peserta lomba keterampilan Kepramukaan, Timbas meminta agar terus berjuang dalam kebersamaan dan mempatuhi aturan dan peraturan yang ada. Bila hal itu dijalankan, katanya, niscaya keberhasilan akan diraih dengan prestasi terbaik.

Ketua Pantia Lomba Keterampilan Kepramukaan Drs Riza Armaya Putra didampingi Ka Kwaran dan Gerekan Pramuka Binjai Kota Emi Sutrisnawati SPd yang juga KUPT Binjai Kota mengatakan, materi lomba meliputi Tingkat Siaga yakni Lomba Mewarnai, Bongkar Pasang Tenda dan Lomba Tata Upacara. Sedangkan Tingkat Penggalang yakni Lomba Tata Upacara, Pionering dan LKBB.

Untuk tingkat Penegak yakni Lomba Tata Upacara, LKBB, Paduan Suara dan Senam Pramuka.
Juara pada lomba keterampilan pramuka tahun 2010 yakni juara umum tingkat Siaga diraih SDN 020267, tingkat Penggalang diraih SMPN 1 Binjai dan tingkat Penegak diraih SMKN 1 Binjai. (meila)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grocery Coupons