Gagalnya pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Pramuka Sumatera Utara disoroti DPRD Sumut. Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) Hardi Mulyono, menyatakan prihatin dengan deadlocknya acara Musda tersebut. Itu membuktikan para kader pramuka tidak mau disusupi pejabat dan partai politik.

Hardi Mulyono, menanggapi deadlocknya Musda Pramuka Sumut yang berlangsung 15-16 Maret lalu.

Disebutkan Hardi Mulyono tadi malam, para kader pramuka masih tetap mempertahankan independensi Pramuka. Mereka tidak mau disusupi para pejabat dan partai politik yang ingin menguasai organisasi generasi muda tersebut.

FPG, kata Hardi, merasa prihatin dengan peristiwa ini. Katanya, dalam sejarahnya baru kali ini Musda Pramuka bisa deadlock. Itu terjadi karena kentalnya interfensi dari oknum pejabat dan Parpol menyusupi arena Musda. ‘’Itu yang tidak diterima oleh peserta Musda,’’ katanya.

Seperti diketahui, ada sejumlah nama yang ikut dalam bursa pencalonan Ketua Kwarda Pramuka Sumut. Diantaranya Wagubsu Gatot Pujonugroho, Rajiman Tarigan, Bahdin Nur Tanjung, dan M Safi’i.

Berkaitan dengan itu, Hardi mengigatkan Wagubsu Gatot Pujo Nugroho, agar tidak mencalonkan diri jadi Ketua Kwarda Pramuka Sumut. Alasan utamanya, sangat tidak etis. Wagubsu secara otomatis telah duduk sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Kwarda Pramuka.

Dengan peristiwa ini, Hardi Mulyono, berharap Wagubsu tidak terlalu ngotot mencalonkan diri menjadi Ketua Kwarda Pramuka Sumut, karena sebentar lagi akan menjadi Gubsu yang tentunya manyita waktu dan tugas berat. ‘’Kita berharap Wagubsu tetap konsentrasi menjalankan roda pemerintahan di Pemprovsu. Jangan dulu memikirkan yang macam-macam,’’ tegasnya (waspada.co.id)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grocery Coupons